Wednesday, May 30, 2018

Nilai-nilai Pancasila yang Terkandung dalam Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan lagi suatu hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Dari zaman dahulu, nilai-nilai Pancasila memang sudah terkandung dalam kehidupan sosial budaya masyarakat kita. Nilai-nilai tersebut telah meliputi berbagai aspek kehidupan dan masih tetap dipelihara sampai saat ini.

Nilai-nilai Pancasila perlu sekali kita kembangkan dalam kehidupan sosial budaya. Hal ini dimaksudkan agar tercipta suasana yang tenang, sejahtera, damai, dan aman. Tanpa nilai-nilai tersebut, kita tidak akan dapat mencapai semua itu.

Ayo Menulis
Tuliskan sikap-sikap dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
No.Sila PancasilaSikap yang Sesuai
1.
Sila Pertama
  1. Beriman kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya
  2. Tidak memaksakan agama kepada orang lain.
  3. Rajin beribadah.
  4. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk beribadah dan merayakan hari besar keagamaan.
  5. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama 
2.
Sila Kdua
  1. Tidak membedakan-bedakan teman dalam bergaul.
  2. Saling mambantu dan menolong antarsesama manusia.
  3. Menjengguk teman atau orang yang sedang sakit.
  4. Saling mencintai sesama manusia.
  5. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  6. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
3.
Sila Ketiga
  1. Gotong royong dan kerja bakti.
  2. Mempelajari kesenian dari daerah lain.
  3. Cinta tanah air dan bangsa.
  4. Bangga sebagai bangsa indonesia.
  5. Saling menghormati adanya perbedaan suku, ras etnis dan agama.
  6. Tidak membeda-bedakan warna kulit dan suku.
4.
Sila Kempat
  1. Musyawarah mufakat.
  2. Menghargai pendapat orang lain.
  3. Menghargai perbedaan pendapat
  4. Tidak memaksakan pendapat pribadi kepada orang lain.
  5. Mengutamakan kepentingan bersama.
  6. Mau menerima hasil keputusan demi kepentingan bersama
5.
Sila Kelima
  1. Berbuat baik dan saling membantu dan gotong royong.
  2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  3. Menghormati hak-hak orang lain.
  4. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
  5. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
  6. menghukum kepada para pelanggar hukum meskipun kepada seorang pejabat.

Ayo Mengamati
Amatilah perilaku dan sikap orang-orang di lingkungan sekitarmu, seperti di sekolah, rumah, atau masyarakat. Tuliskan perilaku atau sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
No.Perilaku/SikapSesuai dengan sila ke ...
IIIIIIIVV
1.Gotong royong----
2.Rajin beribadah----
3.Melaksanakan hasil keputusan musyawarah secara bertanggung jawab----
4.Tidak membeda-bedakan antar yang kaya dan yang miskin----
5.Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk duduk ketika berada di angkutan umum----

Nilai nilai dasar yang terkandung dalam pancasila antara lain adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial. Melihat fungsi dasar Pancasila sebagai dasar negara, segala tindak tanduk atau perbuatan semua warga negara harus mencer  minkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila merupakan sumber nilai yang menuntun sikap, perilaku atau perbuatan manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pasar Tradisional Muara Kuin

Pasar tradisional pada umumnya adalah tempat jual beli di atas tanah. Kita akan menemui macam-macam warung di dalam pasar. Namun, keadaan tersebut berbeda dengan kondisi Pasar Muara Kuin. Pasar Muara Kuin berbeda dan unik karena kegiatan jual beli berada di atas sungai. Kegiatan jual beli menggunakan perahu-perahu kecil sebagai lapaknya. Pasar Muara Kuin disebut juga Pasar Apung. Pasar Apung merupakan pasar tradisional unik yang terdapat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kota Banjarmasin memiliki kondisi alam yang dilewati banyak sungai. Tak heran jika kota ini dikenal dengan sebutan negeri seribu sungai. Karena kondisi alam tersebut, masyarakat di daerah tersebut menggunakan prasarana transportasi sungai. Mata pencaharian masyarakat tersebut dipengaruhi oleh warisan budaya suku bangsa Banjar, yaitu berdagang. Mereka memanfaatkan kondisi alam berupa sungai untuk berdagang. Mereka membuka lapak di atas perahu di sepanjang sungai dan menjual barang dagangan berupa hasil bumi.
Muara Kuin

Pasar Apung merupakan pasar yang tumbuh secara alami karena posisinya yang berada di pertemuan beberapa anak sungai. Pasar ini sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Sampai sekarang Pasar Apung masih menjadi ikon objek wisata di Kota Banjarmasin. Mungkin hanya satu-satunya pasar tradisional
terapung yang ada di Indonesia.

Danu pertama kali berkunjung di Kota Banjarmasin. Danu ikut ayah dan ibunya berkunjung di Kota Banjarmasin karena saudara ibu Danu memiliki hajatan. Di Kota Banjarmasin Danu bertemu saudara-saudaranya. Saat berkumpul dengan saudara-saudaranya, Danu mengungkapkan keinginannya melihat Pasar Apung.
“Baiklah, Danu. Besok Paman antar kamu berkeliling pasar apung dengan perahu,” kata Paman Rizki.

“Asyik…, aku mau keliling sungai naik perahu, Paman! Ayo, ayah dan ibu ikut serta ya?” kata Danu sambil tersenyum gembira.

Ayah dan ibu tertawa melihat ekspresi Danu.

“Ayolah, Kak. Sekalian ikut! Besok kan hari Minggu, sekarang setiap hari Minggu pagi dari pukul 07.00-10.00 WITA, ada kegiatan program Giat Pasar Terapung. Kegiatan itu diadakan di Siring Sungai Martapura di Jalan P. Tandean,” kata Paman Rizki.

Ayah dan ibu Danu hanya tersenyum mendengar bujuk rayu Paman Rizki. Kemudian, Paman Rizki menjelaskan kepada Danu bahwa masyarakat di Kota Banjarmasin melakukan kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam berupa sungai.

Hari Minggu pagi, Danu dan keluarganya pergi untuk menikmati keindahan Pasar Apung yang melegenda. Danu sangat senang saat menaiki perahu kecil. Danu kagum dengan transaksi jual beli yang terjadi di atas perahu.

“Wah, mereka sangat keren,” ungkap Danu.

“Beginilah, Nak. Cara hidup masyarakat di sini. Mereka memanfaatkan sungai sebagai jalur transportasi dan tempat berdagang. Kegiatan ekonomi ini sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu,” kata Paman Rizki.

“Pantas saja pasar ini termasuk jenis pasar terunik.”

“Iya, Danu. Mungkin hanya di sini kamu dapat melihat pasar seperti ini,” ujar Paman Rizki.

“Benar-benar mengasyikkan, Paman,” kata Danu.

“Wah, pisang-pisang yang dijajakan sangat menarik, Danu. Aku jadi ingin membeli pisang dan kelapa itu,” ungkap ibu Danu.

“Ayo, kita dekati penjual itu,” ajak Paman Rizki.

Ibu Danu menanyakan harga pisang dan kelapa kepada penjual. Kemudian, ibu menawar harga yang diberikan penjual. Kelebihan berbelanja di pasar adalah harga bisa ditawar. Ibu Danu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Akhirnya, ibu Danu dan penjual mencapai harga kesepakatan. Ibu Danu memberikan uang kepada pedagang dan ibu Danu menerima pisang serta kelapa.

“Ayo, kita berkeliling lagi, Paman,” ajak Danu.

“Wah, Danu senang ya? Lihatlah Danu. Di Pasar Apung ini, para pedagang menjajakan dagangannya dengan perahu kayu. Perahu kayu itu dikenal dengan jukung,” jelas ayahnya.

“Iya, ayah.”

Kemudian, Danu dan keluarga mengelilingi Pasar Apung. Di Pasar Apung Danu melihat beberapa penjual makanan khas Banjarmasin, seperti soto banjar dan nasi sop banjar. Ada juga beberapa pedagang yang menjual pakaian, kue, dan ikan. Setelah puas berkeliling, Danu dan keluarga kembali ke dermaga penyewaan perahu. Saat pulang, Danu memperhatikan pemandangan sekelilingnya. Di sepanjang sungai Danu menyaksikan pemandangan rumahrumah masyarakat Sungai Barito. Semua rumah masyarakat terbuat dari kayu.

“Ayah, apakah mereka tidak takut tinggal di aliran sungai?” Tanya Danu kepada ayahnya.

“Sudah sejak dari lahir mereka tinggal di sini Danu. Mereka sudah terbiasa hidup berdampingan dengan alam,” kata ayah.

“Apakah rumah-rumah kayu itu tahan dari air sungai, Yah?”

Tiba-tiba Paman Rizki menjawab pertanyaan Danu, “Rumah-rumah di sini tidak mudah rusak walaupun bahan bangunannya terbuat dari kayu, Danu. Kayu yang digunakan untuk membangun rumah masyarakat di sini adalah kayu ulin. Kayu ulin terkenal kuat dan semakin kuat apabila terkena air,” jelas Paman Rizki.

“Berarti kayu ulin banyak terdapat di sini ya, Paman?”

“Iya, Danu. Masyarakat di sini memanfaatkan hasil hutan berupa kayu ulin untuk membangun rumah,” jawab Paman Rizki.

Ayah dan ibu Danu mengajak Danu dan Paman Rizki makan soto banjar. Kemudian, mereka menuju warung yang menjual soto khas banjar. Mereka memesan soto banjar dan beberapa minuman.

“Ayah minum air mineral dan Paman memesan es teh?” Tanya Danu.

“Iya,” jawaban Ayah. Paman Rizki mengangguk sambil tersenyum.

“Kenapa Danu?” Tanya Paman.

“Itu berarti ayah mengonsumsi zat tunggal karena meminum air putih. Sedangkan Paman Rizki mengonsumsi zat campuran karena meminum es teh. Es teh terdiri atas air, teh, dan gula,” jelas Danu.

Hampir bersamaan ibu, ayah, dan Paman Rizki tertawa mendengar penjelasan Danu.

“Sudahlah Danu, mari kita makan dahulu. Jangan lupa berdoa terlebih dahulu, ya?” pesan ibu.

“Silakan menikmati,” ujar Paman Rizki.

“Iya, Bu. Ini pengalaman pertama Danu makan di atas perahu.”

Mereka menikmati soto banjar. Setelah makan, mereka berfoto bersama dengan latar pasar apung. Setelah puas, mereka kembali ke dermaga. Beberapa menit kemudian, Danu dan keluarga sudah sampai di dermaga. Paman membayar sewa jukung. Kemudian, mereka naik ke daratan.
Menurut penjelasan Paman Rizki, seiring dengan perkembangan zaman, Pasar Apung ini menjadi tempat tujuan wisata andalan di Kota Banjarmasin. Objek wisata Pasar Apung ini cukup diminati wisatawan karena letaknya mudah dijangkau. Lokasinya yang berada di dekat Kota Banjarmasin menyebabkan banyak orang menyempatkan diri menikmati keunikan Pasar Apung tersebut.

Danu mendengarkan penjelasan Paman Rizki. Danu menjadi paham bahwa kondisi alam di daerah ini memengaruhi kegiatan ekonomi penduduk. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka memanfaatkan sumber daya alam, berupa sungai untuk sarana transportasi dan tempat berdagang.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Di mana letak Pasar Apung?
Di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

2. Sumber daya alam apa yang dimanfaatkan masyarakat yang tinggal di tepi Sungai Barito?
Sumber daya sungai

3. Apakah yang dimaksud dengan zat tunggal dan zat campuran?
Zat Tunggal
Zat tunggal merupakan zat yang terdiri atas materi sejenis. Contoh benda termasuk dalam zat tunggal adalah air, garam, gula, dan emas 24 karat.

Campuran
Campuran adalah zat yang terdiri atas beberapa jenis materi atau zat tunggal. Campuran dapat dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.

4. Mengapa es teh disebut sebagai zat campuran?
Karena es teh terdiri dari 3 materi, yaitu teh, air, dan gula

5. Apakah mata pencaharian masyarakat Banjar dipengaruhi kondisi alam di daerah tersebut?
Masyarakat Banjar memanfaatkan sumber daya alam, berupa sungai untuk sarana transportasi dan tempat berdagang.

Monday, May 28, 2018

Lomba Seni Siswa Nasional

FLS2N adalah kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional yang merupakan agenda tahunan Kementerian Pendidikan Nasional yang dimulai tahun 2008. Tujuan dari FLS2N ini adalah untuk memfasilitasi dan memotivasi peserta didik yang mempunyai bakat di bidang seni, agar dapat meningkatkan skill dan kemampuannya sesuai dengan bidang seni yang dimilikinya.

Kegiatan ini juga dalam rangka pembentukan sikap/karakter yang penuh dengan kreativitas, rasa persahabatan dan kebangsaan yang tinggi antar sesama peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan. 

Melalui kegiatan FLS2N ini, dapat mengantarkan pesan agar generasi muda dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada dasarnya anak perlu dipupuk secara kemampuan akademik seni dan budaya, untuk memupuk kebersamaan dan disiplin yang tinggi kemudian itu adalah satu proses menuju tujuan dari pendidikan nasional.

Lomba Seni
Seperti kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswai SDN Nusantara berikut ini.

Kepala sekolah SD Nusantara, Pak Bani Raharja, mengumumkan kepada siswa kelas IV dan V bahwa SD Nusantara akan mengikuti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Semua siswa mendengarkan dengan saksama pengumuman dari Pak Bani tersebut.

“Anak-anak, SD Nusantara terpilih mewakili Kecamatan Banyuwarna untuk mengikuti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional di tingkat Kabupaten Siliwangi.”

“Horeee...,” jawab anak-anak gembira.

“Oleh sebab itu, kita akan menyelenggarakan audisi untuk kegiatan festival tersebut. Audisi bertujuan memilih siswa yang akan mewakili SD Nusantara mengikuti lomba tersebut.”

“Yee...,” terdengar suara kegembiraan anak-anak. Ada sebagian dari mereka yang bertepuk tangan.

“Siapa yang tahu tentang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional?” tanya Pak Bani.

“Lomba seni, kan Pak?” jawab Mahesa.

“Iya. Betul. Jadi, Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional atau FLS2N adalah semacam olimpiade, tetapi khusus di bidang seni. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional.

“Wah.....” jawab anak-anak terkagum-kagum.

“Jika kelak kalian menang di tingkat kabupaten, kalian akan mewakili Kabupaten Siliwangi maju ke tingkat provinsi.”

“Wah.....” jawab anak-anak.

“Baiklah, anak-anakku. Jika kalian tertarik mengikuti audisi harap segera mendaftar di tempat Bu Rastini.

Semua siswa tampak gembira mendengarkan informasi tersebut. Semua siswa antusias mendaftar audisi. Audisi yang dilakukan pihak sekolah di antaranya membaca puisi, menyanyi, menari tradisional, dan membuat poster. Para siswa berharap dapat mewakili SD Nusantara di ajang bergengsi tersebut.

Hari audisi pun tiba. Para siswa yang telah mendaftar, menjalani tes kemampuan yang ditetapkan sekolah. Mereka mengikuti audisi sesuai bidang yang telah dipilih. Bu Rastini dan beberapa guru melihat kemampuan para siswa SD Nusantara. Setelah melalui beberapa pertimbangan, pihak sekolah
memilih sejumlah siswa untuk mengikuti festival seni tersebut. Pak Bani memutuskan akan mengirim sejumlah siswa untuk mengikuti lomba paduan suara, membaca puisi, menari tradisonal, dan membuat poster.

Selaku guru pendamping, Bu Rastini membimbing siswa melakukan latihan. Bu Rastini dibantu beberapa guru lain melatih siswa terpilih sebagai persiapan lomba. Bu Rastini bertugas melatih kelompok paduan suara SD Nusantara. Bu Rini membimbing siswa berlatih menari tradisional. Bu Sapti bertugas melatih siswa membaca puisi dan Pak Rudi bertugas melatih siswa menggambar poster.

Kelompok paduan suara SD Nusantara terdiri atas 15 siswa. Anggota kelompok paduan suara dipilih dengan seleksi ketat. Setiap anggota memiliki suara bagus. Anggota kelompok tersebut juga paham jenis tangga nada. Faktor tersebut memberi kemudahan bagi Bu Rastini melatih kelompok paduan suara.

“Anak-anak, kita sepakat akan menyanyikan dua buah lagu, yaitu “Bangun Pemudi Pemuda” dan “Suwe Ora Jamu”.

“Iya, Buuu,” sahut anak-anak

“Kalian harus memperhatikan tinggi rendah nada, pembagian suara, dan kekompakan dalam bernyanyi. Ini akan menjadi kelebihan bagi kelompok kita. Semoga kita bisa menang dalam festival seni tingkat kabupaten besok.”

“Aamiin. Mari kita latihan lagi teman-teman,” seru seorang anak.

Terdengar kelompok paduan suara SD Nusantara bernyanyi. Suara mereka terdengar di ruang sebelahnya. Di ruang sebelah tampak Pak Rudi membimbing tiga anak, Dindu, Rinta, dan Boni menggambar. Mereka akan mengikuti lomba pembuatan poster. Poster yang mereka buat memiliki tema persatuan dan kesatuan antarsiswa. Pak Rudi memberi saran dan kritik terhadap pekerjaan mereka. Di ruang kelas V tampak seorang anak, Ifa, berlatih menari tarian tradisional. Sementara itu, di ruang perpustakaan sekolah tampak dua anak, Lisa dan Fiona sedang berlatih membaca puisi. Mereka didampingi oleh Bu Sapti. Bu Sapti memberi contoh pengucapan setiap kata, penekanan setiap suara keras dan suara lembut, serta ekspresi saat membaca puisi. Lisa dan Fiona memiliki kemampuan membaca puisi lebih dibanding siswa-siswa lain. Mereka berdua sering mewakili SD Nusantara mengikuti lomba baca puisi dan meraih juara.

Pelaksanaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional pun tiba. Bertempat di Pendapa Kabupaten Siliwangi, rombongan SD Nusantara berkumpul dengan peserta dari sekolah lain. Mereka menunggu Pak Bani yang sedang melakukan registrasi. Sambil menunggu acara dimulai, Lisa dan Fiona berjalan-jalan melihat keadaan sekeliling. Mereka berkenalan dengan peserta dari sekolah lain.

Tepat pukul 08.00 acara dimulai. Acara diawali dengan sambutan dari ketua panitia festival seni. Ketua panitia mengatakan bahwa kegiatan lomba paduan suara diikuti 14 sekolah, lomba tari perjuangan daerah diikuti 12 sekolah, lomba baca puisi diikuti oleh 15 sekolah, dan lomba menggambar poster diikuti 10 sekolah. Sambutan ketua panitia diakhiri dengan ajakan agar semua pelajar dan guru menumbuhkan nilai-nilai budaya daerah dalam rangka memperkukuh rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Ketua panitia juga berharap agar semua peserta lomba menampilkan kemampuan dan kreasi terbaiknya untuk memenangkan kompetisi. Namun, persaingan harus tetap dilakukan secara sehat dan tidak perlu ada saling menjatuhkan antarpeserta. Sambutan dari ketua panitia disambut tepuk tangan meriah dari semua peserta.

Beberapa menit kemudian, lomba dimulai. Setiap peserta memiliki ruangan yang berbeda berdasarkan cabang lomba yang diikuti. Untuk paduan suara, peserta lomba tetap berada di pendapa kabupaten. Setiap kelompok paduan suara menyanyikan lagu wajib “Bangun Pemudi Pemuda” dan satu lagu daerah. Lagu ini dipilih panitia karena dinilai dapat meningkatkan rasa cinta tanah air. Selain itu, lagu daerah juga dapat mempererat ikatan kesatuan dan persatuan bangsa.

Semua peserta lomba mengikuti jalannya perlombaan di ruang masing-masing sesuai bidang lomba yang diikuti. Setelah perlombaan selesai, semua peserta berkumpul kembali di pendapa kabupaten. Pak Bani memberi dukungan kepada peserta didiknya.

“Anak-anak, kalian telah berjuang dengan kemampuan yang kalian miliki. Kalian telah berjuang maksimal sesuai latihan yang telah kita lakukan. Menang atau kalah dalam perlombaan ini tidak usah kalian pikirkan. Kita serahkan semuanya kepada panitia,” kata Pak Bani.

“Iya, Pak,” jawab Lisa.

“Kita dapat mengambil hikmah dari kegiatan ini. Kalian dapat bertemu dengan siswa lain dari berbagai sekolah di Kabupaten Siliwangi. Kalian dapat saling mengenal. Ini menunjukkan bahwa kalian ingin bersatu dengan siswa dari sekolah lain.”

“Iya, Pak,” sahut Dindu. “Pak itu panitia sudah naik di mimbar.” Dindu menunjuk ke atas panggung.

Pak Bani dan teman-teman Dindu bergegas mengalihkan pandangan ke atas panggung. Mereka berdebar-debar mendengar pengumuman dari panitia. Panitia mengumumkan bahwa yang berhak mewakili Kabupaten Siliwangi di tingkat provinsi adalah lomba paduan suara SD Nusantara, lomba baca puisi SD Mutiara Hati, lomba baca puisi SD Nusantara, lomba menggambar poster SD Pancasila, dan lomba tari perjuangan daerah SD Bina Bangsa. Rombongan yang nama sekolahnya disebutkan panitia tampak bersorak dan bertepuk tangan. Tak terkecuali rombongan SD Nusantara. Mereka sangat bersyukur dapat meraih juara dalam dua kategori. Pak Bani dan guru-guru pendamping mengucapkan selamat kepada anak didik mereka.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apakah arti kata audisi dan registrasi yang terdapat pada bacaan tersebut?
Arti kata audisi dan registrasi yang terdapat pada bacaan tersebut adalah : Audisi adalah pengujian atau tes yang dilakukan terhadap penyanyi, penari, dan sebagainya, sedangkan registrasi : pencatatan; pendaftaran

2. Apa tujuan panitia festival dan lomba seni menentukan lagu perjuangan sebagai lagu wajib?
Meningkatkan rasa cinta tanah air. Selain itu, lagu wajib juga dapat mempererat ikatan kesatuan dan persatuan bangsa.

3. Sikap apa yang dilakukan siswa SD Nusantara yang menunjukkan persatuan dan kesatuan?

Siwa-siwai SDN Nusantara sepakat akan menyanyikan dua buah lagu, yaitu “Bangun Pemudi Pemuda” dan “Suwe Ora Jamu”. Menyayikan lagu daerah lain menunjukan prsatuan dan kesatuan.
Mereka kompak berlatih paduan suara, Dindu, Rinta, dan Boni menggambar, Ifa, berlatih menari tarian tradisional,  Lisa dan Fiona sedang berlatih membaca puisi.
Mereka bersaing secara sehat dalam lomba dan tidak saling menjatuhkan antarpeserta.
Dalam Lomba eni merka bertemu dengan siswa lain dari berbagai sekolah di Kabupaten Siliwangi sehingga saling mengenal. Ini menunjukkan bahwa mereka ingin bersatu dengan siswa dari sekolah lain.

4. Berasal dari mana lagu daerah yang dinyanyikan kelompok paduan suara SD Nusantara?
Lagu Suwe Ora Jamu berasal dari Jawa Tengah

5. Apa pesan yang termuat dalam bacaan tersebut?
Kegiatan Lomba seni dapat memperkukuh rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Selain itu melalui Lomba Seni kita dapat menghargai dan menghormati kesenian daerah lain.

Tuesday, May 15, 2018

Batik di tanah air dibedakan menjadi dua, yaitu batik klasik (batik Surakarta dan Yogyakarta) dan batik pesisir. Motif batik klasik dianggap masih asli atau belum terpengaruh budaya asing. Lain dengan batik pesisir yang telah banyak terpengaruh budaya asing.

Keunikan batik klasik, yaitu motifnya lebih condong pada motif-motif geometris, pewarnaan yang kalem serta lebih condong pada warna-warna gelap seperti cokelat, hitam, biru tua, dan merah marun. Keunikan yang lain, yaitu adanya makna simbolis yang terkandung dalam motif hias batik klasik. Makna simbolis itu kebanyakan berupa doa atau harapan yang baik-baik terhadap pemakainya.

Motif batik pesisir cenderung bersifat naturalis, menggunakan warnawarna cerah seperti merah, biru, hijau, dan jingga. Motif batik pesisir mengabaikan makna simbolis, dan Iebih menekankan segi keindahan motif. Selain itu, banyak ditemukan pengaruh budaya Eropa dan Cina pada motif pesisir.

Sebagai contoh, motif putri salju dan motif cinderela pada batik PekaIongan, dan motif mega mendung pada batik Cirebon. Di daerah Jambi dan Cirebon terdapat batik dengan motif kaligrafi arab. Di Jambi, motif ini disebut motif basurek yang berarti bersurat, disebut demikian karena isinya merupakan penggalan surat dalam Al-Quran.

Teknik pembuatan batik klasik tergolong unik. Batik klasik dibuat dengan canting tulis dan bahan perintang yang disebut malam atau lilin batik. Pada proses membatik dengan canting tulis, sebelum memulai perintangan, pola atau motif digambar terlebih dahulu di atas kain. Kemudian, motif
ditutup malam.

Proses pemalaman dimulai dari motif paling luar yang biasanya besar. Kemudian, dilanjutkan pemalaman pada isen-isen (motif-motif kecil) yang Iebih rumit. Secara umum, proses pemalaman batik terdiri atas beberapa tahap sebagai berikut.

  1. Nglowongi, yaitu proses pemalamam garis bidang pola terluar.
  2. Nembok, merupakan proses pemalaman untuk menutup bidang pola agar tidak tercelup warna saat dilakukan pencelupan.
  3. Mbironi, pada dasarnya sama dengan nembok, tapi proses ini hanya dilakukan jika warna biru pada kain direncanakan tetap berwarna biru.
  4. Nonyok, merupakan pemalaman pada bidang latar. Setelah melalui proses pemalaman, proses selanjutnya, yaitu pewarnaan atau pencelupan dan nglorot atau pengilangan malam, yang biasanya dengan cara mencelupkan ke dalam air panas/mendidih.

Ayo Berkreasi
Sekarang, saatnya kamu berkreasi membuat batik dengan teknik perintangan sederhana. Perhatikan langkah-langkahnya, kemudian tirukan. Berhati-hatilah saat berkarya, apalagi saat menggunakan api dan air mendidih. Perhatikan keselamatanmu.

1. Menyiapkan alat dan bahan
Sebelum membuat batik perlu dipersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membatik antara lain sebagai brikut

  1. Kain Mori.
  2. Malam/Lilin.
  3. Zat Pewarna. 
  4. Canting. 
  5. Wajan dan kompor kecil.
  6. Gawangan digunakan untuk sandaran kain mori yang akan dibatik.
  7. Pinsil dan Kertas untuk membuat model motif batik
Alat dan Bahan
2. Membuat pola gambar pada kain
Sebelum melewati proses pembatikan seorang pengrajin biasanya akan membuat perencanaan gambar desain motif batik terlebih dahulu. Setelah proses pembuatan desain selesai dilakukan selanjutnya tinggal memindahkan pola hias tersebut ke atas bahan kain. Pada proses pemindahan desain pola ini terdapat dua metode yang dapat diterapkan, yakni dengan cara menjiplak dan mencontoh.

Membuat Pola
3. Menutup bagian gambar dengan lilin
Kain yang sudah digambar kemudian dibatik menggunakan canting yang sudah terisi malam atau lilin yang sudah dipanaskan. Untuk membatik kain cukup mengikuti gambar yang ada pada kain. Pada tahap ini memang dibutuhkan ketekunan dan khati-hatian agar hasil batik bagus.

4. Menyiapkan larutan untuk merendam kain
Memberi warna pada kain tahap pertama dengan cara pencelupan kain yang sudah dibatik tulis pada larutan warna. Pada batik sogan Jogja dan Solo disebut dengan istilah Medel (Memberi wedel atau warna biru tua).

5. Mencelupkan dan menghilangkan lilin
Melorod, Mbabar atau Ngebyok (Menghilangkan lilin batik) menggunakan air panas agar lilin batik leleh dan terlepas dari kain. Mencuci kain yang telah selesai dilorod sampai kotoran dan sisa lilin benar-benar bersih. Setelah pencucian, sebaiknya dikanji tipis-tipis agar warna dan kain terlindungi, kemudian dijemur atau dikeringkan di tempat yang tidak terkena matahari langsung.

Ayo Berdiskusi
Persiapkan pameran hasil karya bersama teman-teman satu kelas setelah ujian kenaikan kelas. Apa saja persiapan yang akan kalian lakukan. Coba, diskusikan bersama teman satu kelas. Kemudian, tuliskan hasil diskusi pada kolom berikut.

Diskusi Persiapan Pameran Kelas

No. Hasil Diskusi
1. Membuat panitia kecil.
2. Menentukan hari dan tanggal.
3. Menentukan tempat
4. Menentukan karya yang akan di pamerkan.